Dalam kehidupan
sehari-hari tentunya kita sangat ingin dihargai oleh rekan kita, baik
disekolah, dirumah, dikantor dan dimanapun kita berada. Kata menghargai menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti bermacam-macam, di antaranya
memberi, menentukan, menilai, membubuhi harga, menaksir harga, memandang
penting (bermanfaat, berguna), menghormati. Karya orang lain adalah hasil
perbuatan manusia berupa ‘suatu karya’ yang baik (positif) yaitu hasil dari
ide, gagasan manusia seperti seni, karya budaya, cipta lagu, mesin, atau
sesuatu produk yang bermanfaat atau berguna untuk orang lain.
Menghargai hasil
karya orang lain merupakan salah satu upaya membina keserasian dan kerukunan
hidup antarmanusia agar terwujud suatu kehidupan masyarakat yang saling menghormati
dan menghargai sesuai dengan harkat dan derajat seseorang sebagai manusia.
Menumbuhkan sikap menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang
terpuji karena hasil karya tersebut merupakan pencerminan pribadi penciptanya
sebagai manusia yang ingin dihargai.
Kecenderungan
sebagai manusia secara alamiah adalah keinginan untuk mendapat tanggapan atau
penghargaan atas apa yang dilakukannya. Kebutuhan untuk menuangkan ekspresi
diri secara positif telah mendorong setiap orang untuk terus menghasilkan karya
terbaik demi kebaikan dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, upaya dan hasil
karya kreatif yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak sudah selayaknya
memperoleh penghargaan yang positif pula.
Menghormati dan
menghargai hasil karya orang lain harus dilakukan tanpa memandang derajat,
status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut karena hasil karay merupakan
pencerminan dari pribadi seseorang. Berkarya artinya melakukan atau mengerjakan
sesuatu sampai menghasilkan sesuatu yang menimbulkan kegunaan atau manfaat dan
berarti bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal
yang lainnya.
Beberapa hal yang akan didapatkan
jika kita bisa meningkatkan kemampuan menghargai orang lain,
- Menghargai orang lain bukan berarti kita
menunjukkan kelemahan kita.
Sejak
dahulu, masih banyan yang mengajarkan bahwa sikap penghormatan kepada musuh
akan menunjukkan kita lemah. Malah sebaliknya, jika kita tetap bisa hormat
kepada saingan kita, kita akan semakin merasa percaya diri, dan tidak ada celah
bagi saingan untuk menjatuhkan kita. Kelemahan sesungguhnya adalah ketika kita
menunjukkan sikap negative dan melukai perasaan orang lain. Memang memulai hal
ini sangatlah berat, namun jika secepatnya dimulai, dan dilatih bertahap, maka
akan terasa mudah dan kebiasaan kita menghargai orang lain akan berimbas baik
juga untuk diri kita.
- Menjadi lebih berpengalaman.
Seorang
saingan merupakan guru kehidupan yang sangat baik, begitu juga dengan
kesulitan-kesulitan kehidupan lainnya. Setiap manusia mempunyai pilihan untuk
berbuat positif maupun negatif. Sayangnya sering manusia membiarkan dirinya
melakukan hal negatif.
Kita harus
berhati-hati dengan ucapan dan tindakan kita, karena jika tidak hati-hati akan
menjerumuskan kitqa ke perangkap kemarahan terhadap orang lain. Banyak orang
sukses yang bisa menahan amarah, bahkan berterima kasih kepada saingan dan
musuh mereka.
- Sikap menghargai orang lain merupakan nilai
manusia yang terbaik di dunia, tak ternilai harganya. Dimanapun dan
kemanapun kita bepergian, jika kita selalu bersikap menghormati dan
menghargai orang lain, maka hati orang lain akan terbuka dan akan berbalik
menghoramati kita.
Penghormatan
tidak dapat dibangun dengan ancaman dan kekerasan. Ketaatan dan rasa hormat
memiliki sesuatu yang sama, tetapi berbeda. Rasa hormat hanya ada dalam
hubungan yang dibangun di atas saling pengertian dan kebajikan. Perusahaan yang
mengutamakan rasa hormat, biasanya akan lebih berhasil disbanding hanya
mengutamakan kepatuhan dan ketakutan.
- Rasa menghargai dan menghormati, meredam
permusuhan.
Jika kita
selalu berpikir “membunuh” pesaing atau musuh, tidak akan pernah ada caranya.
Akan selalu muncul musuh-musuh baru. Manusia adalah makhluk social, hidup di
dunia yang beradab harus saling bekerjasama.
Kita semua tahu bahwa musuh terbesar
adalah diri kita sendiri, namun sering kita tidak mau menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari kita.
SUMBER
0 comments:
Post a Comment