Get me outta here!

Wednesday 30 March 2016

Pengaruh Televisi pada Perkembangan Anak



Manusia merupakan makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia perlu berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan informasi yang sangat berguna. Komunikasi sendiri berasal dari kata communis yang berarti kesamaan dalam suatu hal. Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai suatu upaya menyampaikan informasi dari sumber kepada penerima baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan suatu media. “Tidak semua komunikasi berlangsung dengan kata, ada berbagai symbol bunyi dan grafis yang digunakan untuk berkomunikasi” (Kincaid dalam Lubis at al. 2010:6).

Informasi atau pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat disampaikan melalui media komunikasi. “Media komunikasi sebagai alat-alat yang membantu untuk mengombinasikan saluran-saluran komunikasi yang berbeda untuk menjadi pengangkut (transportation) sinyal-sinyal yang berbentuk tulisan (teks), visual, terdengar, tersentuh, dan/atau tercium” (Cees Leuwis dalam Lubis at al. 2010:307). Sementara itu, Ruben dalam Lubis at al. 2010 telah mengelompokkan media menjadi empat kategori yaitu media intrapersonal, media antarpribadi, media kelompok dan organisasi, dan yang terakhir adalah media massa. Dari empat kategori tersebut, yang biasanya dipermasalahkan adalah media massa. Media massa mendapatkan perhatian besar dari komunikator dan komunikan karena meliputi teknologi yang dapat menggandakan pesan untuk disampaikan. Media massa juga dikelompokkan menjadi media cetak dan media elektronik. Media cetak dapat berupa Koran dan majalah, sedangkan media elektronik dapat berupa internet, televisi, dan radio. Dari semua macam-macam media massa, televisi-lah yang terlihat paling mendominasi dalam kehidupan belakangan ini.

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”

Pada kenyataannya, televisi merupakan media massa yang memberikan informasi melalui visual dan suara mempunyai pengaruh besar pada berbagai aspek kehidupan manusia, khususnya pada perkembangan pola pikir dan perilaku anak-anak. Dampak dari media massa tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif. Masa anak-anak adalah masa dimana akan terbentuknya pola berpikir dan perilaku anak yang akan sangat berpengaruh dalam kehidupan anak tersebut nantinya. 

Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan kepada anak saat mereka menonton acara televisi yang mereka nilai acara tersebut menarik. Seperti yang telah diketahui bahwa televisi dapat memberikan informasi dan dapat menghibur anak-anak. Namun, apabila anak tersebut menonton televisi secara berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif diantaranya mengganggu konsentrasi anak dan mengurangi kreativitas anak tersebut. Oleh karena itu, agar hal-hal tersebut tidak terjadi pada anak, diperlukan penanganan khusus dan peran serta dari pihak orang tua, guru, dan stasiun televisi yang bersngkutan dalam menayangkan program acaranya.

Fungsi Televisi
Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 54 berbunyi ³Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang memperkuat ideology, politik, ekonomi, social budaya serta pertahanan dan keamanan.´ Banyak acara yang disajikan oleh stasiun televisi di antaranya, mengenai sajian kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga hal ini dapat menarik minat penontonnya untuk lebih mencintai kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah satu warisan bangsa yang perlu dilestarikan. Dari uraian di atas mengenai fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:

Sebenarnya televisi memiliki beberapa fungsi, yaitu :

a. Fungsi rekreatif
Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat kepada pemirsanya, karena manusia adalah makhluk yang membutuhkan hiburan.

b. Fungsi edukatif
Selain untuk menghibur, televisi juga berperan memberikan pengetahuan kepada pemirsanya lewat tayangan yang ditampilkan.

c. Fungsi informatif
Televisi dapat mengerutkan dunia dan menyebarkan berita sangat cepat. Dengan adanya media televisi manusia memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di daerah lain. Dengan menonton televisi akan menambahkan wawasan.

PENGARUH TELEVISI YANG DAPAT MEMENGARUHI PERKEMBANGAN POLA PIKIR DAN PERILAKU ANAK

Melalui televisi, seseorang dapat memperoleh informasi yang terjadi dimanapun secara cepat dan lebih jelas. Televisi hadir sebagai sarana untuk hubungan dan komunikasi antar manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa televisi memiliki dampak positif dan dampak negatif. Banyak fakta yang dapat menunjukkan bahwa televisi dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku anak diantaranya:

1.    Anak menjadi tidak kreatif
Melalui televisi, anak akan terdorong menjadi manusia individualis dan egois yang merasa tidak membutuhkan orang lain. Mereka dengan mudahnya dapat menghilangkan rasa bosan dan jenuh yang ada hanya dengan menggunakan televisi yang mengandung berbagai hiburan. Anak terlihat seperti menutup diri dengan lingkungannya dengan tidak mau bermain dengan temannya atau membiasakan diri mencari aktivitas lain yang bersifat mendidik dan menyenangkan. Dengn alasan inilah dapat dinilai bahwa televisi membuat anak menjadi tidak kreatif.

2.    Anak menjadi informatif
Sebagai media elektronik, televisi memiliki fungsi informatif  yang dapat menyebarkan berita dengan sangat cepat. Melalui televisi, manusia dapat dengan mudah memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di daerah lain. Televisi memiliki kekuatan yang ampuh (powerful) untuk menyampaikan pesan karena media ini dapat menghadirkan pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri dengan jangkauan yang luas (broadcast) dan dalam waktu bersamaan. Bagi anak-anak, fungsi informatif itu dapat berguna apabila televisi menampilkan tayangan yang dapat memberikan informasi kepada mereka. Dengan menonton televisi, diharapkan wawasan anak dapat bertambah. Melalui televisi, informasi/kejadian di dunia dapat diterima langsung di rumah dengan mudah.

3.    Konsentrasi anak terganggu
Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.

4.    Terbentuknya sikap negatif akibat tayangan yang buruk
Beragam tayangan dapat ditampilkan oleh televisi mulai dari yang bersifat mendidik hingga merusak. Jika anak diberikan tayangan menampilkan tindak kekerasan maka anak dapat dengan mudahnya meniru apa yang dia lihat di televisi. Selain itu, tayangan kekerasan yang ditampilkan dapat meningkatkan perilaku agresif pada anak, anak menjadi tidak peka pada kekerasan dan anak menjadi takut atas apa yang terjadi di dunia itu sangat berbahaya (Pinasthika 2010).

5.    Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.

6.    Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung mempengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. 

Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.

7.    Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.

8.    Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial, moral & etika.

9.    Dampak kesehatan
Karena berkaitan dengan perilaku menetap (sedentary behavior) seperti duduk dan berbaring dalam waktu lama tanpa mengeluarkan energi, terlalu banyak menonton televisi ditengarai berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa menonton televisi dalam waktu lama berasosiasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tingkat kebugaran yang lebih rendah, dan tingkat kolesterol darah yang lebih tinggi. Semakin banyak seseorang menonton televisi pada saat masih anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas pada saat dewasa. Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga berasosiasi dengan semakin tingginya risiko kanker kolorektal, endometrial, ovarium, dan prostat serta risiko penyakit kardiovaskular.

 BEBERAPA CARA UNTUK MENGATASI PENGARUH YANG TIMBUL AKIBAT TELEVISI

Hal-hal negatif yang terdapat pada anak dapat diatasi melalui beberapa cara yang dilakukan dari dalam dan dari luar.

1. Cara yang perlu dilakukan dari dalam
a.       Perlunya peranan penting orang tua
Saat anak menonton televisi, ada baiknya jika orang tua bergabung dengan anaknya dan mengikuti alur cerita yang disajiakan. Orang tua seharusnya selalu mendampingi anaknya menonton dan tidak terpaku pada adegan-adegan yang ditampilkan. Ada baiknya jika orang tua melarang anak untuk menonton televisi terutama pada tayangan yang sebaiknya tidak ditonton oleh anak.

2. Cara-cara yang perlu dilakukan dari luar
a.       Perlunya pendidikan lebih lanjut oleh guru
Guru sebaiknya mengajarkan kepada anak acara apa saja yang seharusnya mereka tonton. Selain itu, program pendidikan kepada anak juga dapat diberikan dengan menyuruh anak menonton program anak yang dan kemudian menceritakan kembali serta mendiskusikannya di dalam kelas.

b.        Perlunya pemilihan penayangan efektif acara televisi oleh stasiun TV yang        bersangkutan
Televisi diharapkan dapat menyajikan tayangan yang berkualitas. Anak harus mendapatkan perhatian khusus dalam penayangan program televisi. Hal tersebut disebabkan oleh anak masih mengalami proses perkembangan, dengan itu televisi harus selektif menayangkan program karena anak belum memiliki kemampuan untuk mencerna tayangan yang diberikan.

SUMBER :


0 comments:

Post a Comment