Manusia merupakan makhluk
sosial. Oleh karena itu, manusia perlu berkomunikasi dalam kehidupan
sehari-hari untuk mendapatkan informasi yang sangat berguna. Komunikasi sendiri
berasal dari kata communis yang berarti kesamaan dalam suatu hal.
Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai suatu upaya menyampaikan
informasi dari sumber kepada penerima baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan suatu media. “Tidak semua komunikasi berlangsung
dengan kata, ada berbagai symbol bunyi dan grafis yang digunakan untuk
berkomunikasi” (Kincaid dalam Lubis at al. 2010:6).
Informasi atau pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat disampaikan melalui media komunikasi. “Media
komunikasi sebagai alat-alat yang membantu untuk mengombinasikan
saluran-saluran komunikasi yang berbeda untuk menjadi pengangkut (transportation)
sinyal-sinyal yang berbentuk tulisan (teks), visual, terdengar,
tersentuh, dan/atau tercium” (Cees Leuwis dalam Lubis at al. 2010:307).
Sementara itu, Ruben dalam Lubis at al. 2010 telah mengelompokkan media menjadi
empat kategori yaitu media intrapersonal, media antarpribadi, media kelompok
dan organisasi, dan yang terakhir adalah media massa. Dari empat kategori
tersebut, yang biasanya dipermasalahkan adalah media massa. Media massa
mendapatkan perhatian besar dari komunikator dan komunikan karena meliputi
teknologi yang dapat menggandakan pesan untuk disampaikan. Media massa juga
dikelompokkan menjadi media cetak dan media elektronik. Media cetak dapat
berupa Koran dan majalah, sedangkan media elektronik dapat berupa internet,
televisi, dan radio. Dari semua macam-macam media massa, televisi-lah yang
terlihat paling mendominasi dalam kehidupan belakangan ini.
Televisi
adalah sebuah media telekomunikasi
terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara,
baik itu yang monokrom
(hitam-putih) maupun berwarna.
Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele
("jauh") dari bahasa Yunani dan visio
("penglihatan") dari bahasa Latin,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual/penglihatan.”
Pada
kenyataannya, televisi merupakan media massa yang memberikan informasi melalui
visual dan suara mempunyai pengaruh besar pada berbagai aspek kehidupan
manusia, khususnya pada perkembangan pola pikir dan perilaku anak-anak. Dampak
dari media massa tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif. Masa
anak-anak adalah masa dimana akan terbentuknya pola berpikir dan perilaku anak
yang akan sangat berpengaruh dalam kehidupan anak tersebut nantinya.
Oleh
karena itu, dibutuhkan pengawasan kepada anak saat mereka menonton acara
televisi yang mereka nilai acara tersebut menarik. Seperti yang telah diketahui
bahwa televisi dapat memberikan informasi dan dapat menghibur anak-anak. Namun,
apabila anak tersebut menonton televisi secara berlebihan dapat menimbulkan
dampak negatif diantaranya mengganggu konsentrasi anak dan mengurangi
kreativitas anak tersebut. Oleh karena itu, agar hal-hal tersebut tidak terjadi
pada anak, diperlukan penanganan khusus dan peran serta dari pihak orang tua,
guru, dan stasiun televisi yang bersngkutan dalam menayangkan program acaranya.
Fungsi Televisi
Pada
dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan
oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan,
pendidikan dan sebagainya. Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun
1997, BAB II pasal 54 berbunyi ³Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media
informasi dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang memperkuat ideology,
politik, ekonomi, social budaya serta pertahanan dan keamanan.´ Banyak acara
yang disajikan oleh stasiun televisi di antaranya, mengenai sajian kebudayaan
bangsa Indonesia, sehingga hal ini dapat menarik minat penontonnya untuk lebih
mencintai kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah satu warisan bangsa yang
perlu dilestarikan. Dari uraian di atas mengenai fungsi televisi secara umum
menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi
sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
Sebenarnya
televisi memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a.
Fungsi rekreatif
Pada
dasarnya fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat kepada
pemirsanya, karena manusia adalah makhluk yang membutuhkan hiburan.
b.
Fungsi edukatif
Selain untuk menghibur, televisi juga berperan memberikan pengetahuan
kepada pemirsanya lewat tayangan yang ditampilkan.
c.
Fungsi informatif
Televisi
dapat mengerutkan dunia dan menyebarkan berita sangat cepat. Dengan adanya
media televisi manusia memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang
lebih baik tentang apa yang terjadi di daerah lain. Dengan menonton televisi
akan menambahkan wawasan.
PENGARUH TELEVISI YANG
DAPAT MEMENGARUHI PERKEMBANGAN POLA PIKIR DAN PERILAKU ANAK
Melalui
televisi, seseorang dapat memperoleh informasi yang terjadi dimanapun secara
cepat dan lebih jelas. Televisi hadir sebagai sarana untuk hubungan dan
komunikasi antar manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa televisi memiliki dampak
positif dan dampak negatif. Banyak fakta yang dapat menunjukkan bahwa televisi
dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku anak diantaranya:
1. Anak
menjadi tidak kreatif
Melalui
televisi, anak akan terdorong menjadi manusia individualis dan egois yang
merasa tidak membutuhkan orang lain. Mereka dengan mudahnya dapat menghilangkan
rasa bosan dan jenuh yang ada hanya dengan menggunakan televisi yang mengandung
berbagai hiburan. Anak terlihat seperti menutup diri dengan lingkungannya
dengan tidak mau bermain dengan temannya atau membiasakan diri mencari
aktivitas lain yang bersifat mendidik dan menyenangkan. Dengn alasan inilah
dapat dinilai bahwa televisi membuat anak menjadi tidak kreatif.
2. Anak
menjadi informatif
Sebagai
media elektronik, televisi memiliki fungsi informatif yang dapat
menyebarkan berita dengan sangat cepat. Melalui televisi, manusia dapat dengan
mudah memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di daerah
lain. Televisi memiliki kekuatan yang ampuh (powerful) untuk menyampaikan pesan
karena media ini dapat menghadirkan pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri
dengan jangkauan yang luas (broadcast) dan dalam waktu bersamaan. Bagi
anak-anak, fungsi informatif itu dapat berguna apabila televisi menampilkan
tayangan yang dapat memberikan informasi kepada mereka. Dengan menonton
televisi, diharapkan wawasan anak dapat bertambah. Melalui televisi,
informasi/kejadian di dunia dapat diterima langsung di rumah dengan mudah.
3. Konsentrasi
anak terganggu
Rentang waktu konsentrasi anak
hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat
membatasi daya konsentrasi anak.
4. Terbentuknya
sikap negatif akibat tayangan yang buruk
Beragam tayangan dapat ditampilkan oleh televisi
mulai dari yang bersifat mendidik hingga merusak. Jika anak diberikan tayangan
menampilkan tindak kekerasan maka anak dapat dengan mudahnya meniru apa yang
dia lihat di televisi. Selain itu, tayangan kekerasan yang ditampilkan dapat
meningkatkan perilaku agresif pada anak, anak menjadi tidak peka pada kekerasan
dan anak menjadi takut atas apa yang terjadi di dunia itu sangat berbahaya
(Pinasthika 2010).
5. Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak
usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat
kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak
dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan
kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas
dan khayalan.
6. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga
dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV,
padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa
lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu
makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung mempengaruhi
orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut.
Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.
Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.
7.
Merenggangkan
hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV
lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga
biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV
sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’
antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita
menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV
dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah
terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan
rumah yang berbeda.
8. Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan
adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak
mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan
rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang
secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin
tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba
melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat
sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku
seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering
mengabaikan tanggung jawab sosial, moral & etika.
9. Dampak kesehatan
Karena berkaitan dengan perilaku
menetap (sedentary behavior) seperti duduk dan berbaring dalam waktu
lama tanpa mengeluarkan energi, terlalu banyak menonton televisi ditengarai
berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa
menonton televisi dalam waktu lama berasosiasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tingkat
kebugaran yang lebih rendah, dan tingkat kolesterol darah yang
lebih tinggi. Semakin banyak seseorang menonton televisi pada saat masih
anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas pada saat
dewasa. Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga berasosiasi dengan
semakin tingginya risiko kanker kolorektal, endometrial, ovarium, dan prostat serta
risiko penyakit kardiovaskular.
BEBERAPA CARA UNTUK MENGATASI PENGARUH YANG
TIMBUL AKIBAT TELEVISI
Hal-hal
negatif yang terdapat pada anak dapat diatasi melalui beberapa cara yang
dilakukan dari dalam dan dari luar.
1. Cara yang perlu dilakukan dari
dalam
a. Perlunya
peranan penting orang tua
Saat anak menonton televisi, ada
baiknya jika orang tua bergabung dengan anaknya dan mengikuti alur cerita yang
disajiakan. Orang tua seharusnya selalu mendampingi anaknya menonton dan tidak
terpaku pada adegan-adegan yang ditampilkan. Ada baiknya jika orang tua
melarang anak untuk menonton televisi terutama pada tayangan yang sebaiknya
tidak ditonton oleh anak.
2.
Cara-cara yang perlu dilakukan dari luar
a. Perlunya
pendidikan lebih lanjut oleh guru
Guru sebaiknya mengajarkan kepada
anak acara apa saja yang seharusnya mereka tonton. Selain itu, program
pendidikan kepada anak juga dapat diberikan dengan menyuruh anak menonton
program anak yang dan kemudian menceritakan kembali serta mendiskusikannya di
dalam kelas.
b.
Perlunya pemilihan penayangan efektif
acara televisi oleh stasiun TV yang
bersangkutan
Televisi diharapkan dapat
menyajikan tayangan yang berkualitas. Anak harus mendapatkan perhatian khusus
dalam penayangan program televisi. Hal tersebut disebabkan oleh anak masih
mengalami proses perkembangan, dengan itu televisi harus selektif menayangkan
program karena anak belum memiliki kemampuan untuk mencerna tayangan yang
diberikan.
SUMBER
:
0 comments:
Post a Comment