Get me outta here!

Tuesday 17 November 2015

Banjir di Jakarta


Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai ataudanau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya

Tercatat sedikitnya 52 titik banjir tersebar seantero Jakarta. Beberapa kawasan terparah yang sempat tergenang air berada di kawasan Kelapa Gading, Mangga Dua, danGrogol. Di Grogol, titik terparah banjir berada di Jalan S. Parman depan Universitas Trisakti dan Universitas Tarumanagara. Ketinggian air di kawasan tersebut sempat mencapai 60 cm. Di Kelapa Gading, ketinggian banjir hingga mencapai 80 cm menghambat akses masuk ke beberapa tempat di kawasan tersebut.  Di Mangga Dua, banjir setinggi 40 cm memenuhi Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta Utara. Sejumlah pusat perbelanjaan yang berada di sepanjang jalan tersebut tutup. Genangan air juga membanjiri kawasanJalan Medan Merdeka yang melingkupi kompleks Istana Negara dan Balai Kota DKI Jakarta.

Dilalui 13 sungai besar, wilayah DKI yang rendah memang rentan dengan derasnya luapan air dari ke-13 sungai yang  hulunya berada di Bogor dan Depok yang lebih tinggi. Selain air kiriman dari hulu, banjir juga diperparah dengan perilaku sembrono membuang sampah sembarangan, pemukiman di bantaran kali, dan rob atau pasang air laut. Berbagai upaya telah, sedang, dan akan diupayakan pemda DKI untuk meminimalisir banjir, namun hasilnya tetap minim. Tiga faktor berikut adalah penyebab utama banjir yang selalu menerjang Jakarta.

Pertama adalah curah hujan yang tinggi. Sesuai prakiraan cuaca yang disampaikan instansi BMKG, Januari dan Februari adalah puncak musim hujan. Ini berarti curah hujan dalam dua bulan ini berada dalam intensitas paling tinggi. Volume air hujan yang tumpah ke daratan pada akhirnya tidak tertampung di sungai, selokan, dan situ-situ penampung air di wilayah Jabodetabek. Lahan terbuka hijau yang semakin sempit juga menyebabkan curah hujan tidak dapat meresap ke tanah. Logis bila akhirnya volume air begitu deras mengalir ke sungai-sungai yang membelah wilayah DKI yang kemudian meluap dan menggenangi pemukiman dan jalan raya.

Faktor kedua disebabkan oleh ketidakpedulian manusia. Membangun pemukiman dan rumah di bantaran kali, membuang sampah sembarangan, dan alpa membuat ruang terbuka hijau adalah bentuk ketidakpedulian kita yang akhirnya mendatangkan banjir dan bencana lain. Banjir pada dasarnya adalah bencana yang tanpa sengaja kita ciptakan sendiri karena ketidakpedulian kita terhadap ekosistem dan lingkungan. Pemukiman di bantaran kali tentu mempersempit lebar sungai dan membuat pendangkalan dan sedimentasi pada sungai semakin cepat. Akibatnya, daya tampung sungai menjadi sangat terbatas dan air yang tidak kenal kompromi mengalir dan menggenangi pemukiman. Sampah juga menjadi penyebab utama banjir. Berton-ton sampah yang menyumbat saluran, drainase, dan pintu-pintu air membuat aliran air ke laut tersendat. Penyumbatan ini tentu mengakibatkan air meluap. Kurangnya ruang terbuka hijau di Jakarta membuat air tidak dapat meresap ke tanah. Upaya yang baru dimulai Pemda DKI dengan membebaskan hunian liar di berbagai waduk atau situ di Jakarta dan mengembalikan fungsi mereka sebagaimana mestinya tidak mampu mengimbangi banyaknya air yang masuk ke waduk dan situ tersebut. Ketidakpedulian ini menjadikan bencana banjir semakin parah menerjang Jakarta.

Faktor terakhir adalah kebijakan pembangunan yang kurang memperhatikan daya dukung lingkungan. Motivasi ekonomi selalu menjadi pendorong pembangunan. Permukiman di luar wilayah Jakarta (Bodetabek) dilakukan secara masif oleh ribuan pengembang. Akibatnya area terbuka semakin sempit dan membuat hujan yang turun di wilayah ini semakin cepat mengalir ke laut yang celakanya, sebelum sampai tujuannya, menyambangi wilayah Jakarta terlebih dahulu. Hal ini diperparah dengan kebijakan pembangunan mal-mal yang sepertinya tak dapat dibendung di wilayah Jakarta. Pembangunan yang mengesampingkan daya dukung lingkungan semacam ini mengakibatkan bencana banjir semakin sering dirasakan warga Jakarta. Sejak beberapa tahun terakhir ini, setidaknya 25% wilayah Jakarta selalu digenangi banjir pada periode Januari-Februari. Ini bukti bahwa pembangunan yang didorong oleh motif ekonomi semata sering menimbulkan bencana. Karena keserakahan manusia ini, kita harus rela bila bencana, khususnya banjir di musim hujan, akan menjadi urusan yang tak pernah tuntas penyelesaiannya.

Sebenarnya, hujan adalah berkah alam yang menjamin kelangsungan hidup bagi semua makluk di muka bumi. Sayangnya, hujan kini telah berganti rupa menjadi kutukan akibat keserakahan manusia. Hujan yang menjadi sumber kehidupan telah bertransformasi menjadi air yang menyengsarakan. Hujan yang seharusnya menumbuhkan benih tanaman malah menjadi biang kematian. Air yang hakikatnya menghidupi bersalin dalam rupa bah yang menenggelamkan. Barangkali inilah protes yang dilakukan alam manakala manusia tak lagi tahu berterima kasih dan menghargai alam sekitar.


Referensi


Tuesday 10 November 2015

Siapkah Koperasi Indonesia Menghadapi Era Globalisasi?


 Kata “globalisasi” mungkin sudah tidak asing lagi di dengar oleh masyarakat Indonesia karena saat ini masyarakat sudah menghadapi  zaman globalisasi. Apa itu globalisasi ? Globalisasi adalah suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar atau bisa disebut masyarakat global. Bukan hanya di Indonesia saja yang mengalami era globalisasi, tetapi seluruh dunia.
Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang globalisasi di dunia perekonomian. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasa yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi di perekonomian memiliki dampak positif dan dampak negatif, yaitu sebagai berikut :

Dampak Positif Globalisasi Ekonomi
  1. Produksi global dapat ditingkatkan
  2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
  3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
  4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
  5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
  6. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
  7. Mudah melakukan komunikasi
  8. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
  9. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
  10. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
  11. Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi
  1. Menghambat pertumbuhan sektor industri
  2. Memperburuk neraca pembayaran
  3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
  4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
  5. Informasi yang tidak tersaring
  6. Perilaku konsumtif
  7. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
  8. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
  9. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
Untuk mempersiapkan diri dalam era globalisasi, sehingga menjadi lembaga yang berkualitas. Banyak yang perlu dibenahi oleh koperasi, diantaranya:
a)      Memanfaatkan teknologi yang ada
b)      Mengintensifkan koperasi tersebut
c)      Mengadakan pembinaan terhadap pengurus dan anggota
d)     Tepat mengalokasikan dana
e)      Perlihatkan kegiatan dilapangan
f)       Tingkatkan infrastruktur
g)      Memperindah Fisik dari gedung itu sendiri
h)      Meningkatkan kinerja pengurus
i)        Sumbangan nyata kepada pemberdayaan ekonomi rakyat

Koperasi di Indonesia memiliki peran yang penting pada era globalisasi ekonomi yang saat ini sedang dihadapi oleh Indonesia. Namun, karena kurang disosialisasikan keberadaan koperasi ditengah-tengah masyarakat sekarang menjadikan koperasi tersebut meredup. Koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Sebenarnya koperasi ini lebih mudah dan lebih menguntungkan dibanding lembaga atau badan usaha lainnya. Hal ini disebabkan karena badan usaha lain itu banyak memliki peraturan dan ini yang meghambat badan usaha itu untuk berkembang.
Namun, menurut pandangan saya koperasi saat ini belum siap untuk menghadapi era globalisasi yang saat ini sedang dihadapi. Karena koperasi saat ini kondisinya sedang tidak baik, bahkan bisa dibilang buruk. Penyebabnya pengelolaan yang kurang profesional, kurangnya pengaturan manajemen, pengurus banyak yang korup, pengelola koperasi juga belum ada kemampuan untuk benar – benar mengelola dengan baik, produk yang dihasilkan juga belum mencukupi.
Koperasi sebagai suatu badan usaha kerakyatan di Indonesia tidak luput dari pengaruh derasnya arus globaliasi. Jalan koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian dunia terbuka lebar. Koperasi harus mengevaluasi diri agar dapat menghadapi berbagai tantangan untuk mengembangkan sayap koperasi di percaturan perekonomian global. Dalam era globalisasi ini seleksi alam tentu saja terjadi, walaupun koperasi hanyalah badan usaha kecil dan menengah, koperasi harus menjadi badan usaha yang kompetitif dibandingkan badan usaha lainnya. Koperasi dalam persaingan bebas bersaing dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang dalam banyak hal tidak sebanding kekuatannya dengan koperasi. Kemampuan menetapkan harga dan struktur pasar mempengaruhi koperasi agar dapat survive bahkan unggul dalam percaturan perekonomian global. Koperasi perlu melakukan pemberdayaan dan menempuh langkah-langkah antisipatif agar tetap eksis sebagai anggota aktif dalam perdagangan bebas, diantaranya:
  1. Membenahi kondisi internal koperasi
Koperasi perlu membenahi kondisi internalnya. Dominasi pengurus yang berlebihan dan tidak sesuai dengan proporsinya perlu dibatasi dengan adanya peraturan. Peraturan akan memperkecil adanya penyimpangan-penyimpangan dalam koperasi, sehingga pemanfaatan koperasi untuk kepentingan pribadi, penyimpangan dalam hal pengelolaan dana, maupun praktik;praktik KKN dapat dihindari.
  1. Menetapkan sistem GCG
Koperasi perlu mencontoh sistem Good Corporate Governance (GCG) seperti yang telah diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan. Implementasi GCG pada beberapa hal  dapat pula diterapkan dalam koperasi. Untuk itu sudah selayaknya Kementrian Koperasi dan UKM memperkenalkan suatu konsep sistem GCG pada koperasi-koperasi agar terciptanya tata kelola koperasi yang lebih baik.
  1. Mengembangkan teknologi dan meningkatkan sumber daya manusia di koperasi
Sebagai salah satu anggota dalam pasar bebas, tentunya koperasi harus berhadapan dengan pesaing-pesaing usaha lainnya. Untuk dapat survive dalam pasar global, kebutuhan akan informasi dan peningkatan sumber daya sangat diperlukan.

Koperasi di EraGlobalisasi
Keberadaan beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi :

Pertama, koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi penyediakan pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain atau lembaga usaha lain tidak dapat melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan.
Kedua, koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi adalah karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan pelayanan yang lebih baik.
Ketiga, koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini dinilai telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut

Langkah Koperasi untuk Menghadapi EraGlobalisasi
Berikut ini adalah ringkas langkah koperasi untuk menghadapi era-globalisasi:
  1. Dalam menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi berbeda-beda.
  2. Adanya efektifitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga non-koperasi.
  3. Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras, figur pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.
  4. Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting karena hal itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
  5. Kegiatan koperasi bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
  6. Koperasi produksi harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi.  Dengan demikian, koperasi pun mampu setidaknya menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi sejak dini, karena koperasi di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa dalam memajukan perekonomian.
Dengan mengikuti langkah-langkah yang tadi sudah diuraikan, koperasi mungkin akan mampu menghadapi persaingan yang akan dihadapi koperasi di era globalisasi ini.

Referensi:

Monday 9 November 2015

WAJAH KOPERASI INDONESIA SAAT INI




Disini saya akan membahas tentang bagaimana keadaan koperasi di Indonesia pada zaman yang modern ini. Sebelumnya, saya akan menjelaskan apa itu koperasi. Koperasi adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum atau organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan dan tolong menolong. Koperasi memiliki anggota yang setiap anggotanya merupakan bagian dari kepemilikan koperasi.
Sebenarnya tujuan utama dibentuknya koperasi pada zaman dahulu adalah untuk menyelamatkan perekonomian orang yang terlibat hutang akibat lintah darat. Lalu zaman semakin berkembang, koperasi bukan hanya untuk menyelamatkan orang-orang yang terlibat hutang tetapi mensejahterakan rakyat dengan menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan harga yang dibawah harga pasar. Selain itu juga, keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk kesejahteraan anggota koperasi tersebut.
Wajah koperasi di Indonesia saat ini menurut saya sangat memprihatinkan, karena banyak koperasi yang gulung tikar dan tidak aktif. Banyak koperasi yang tidak aktif saat ini akibat dari kurangnya perhatian dari pemerintah yang mendorong koperasi ini lebih maju, misalnya dengan memberikan bantuan dana. Selain itu juga dari pihak masyarakat itu sendiri yang kurang memahami ilmu ekonomi tentang koperasi. Masyarakat juga sangat menentukan jalannya koperasi tersebut karena siapa saja berhak berpartisipasi menjadi anggota koperasi. Sumber daya manusia yang kurang berkualitas juga mempengaruhi mundurnya koperasi yang berakibat banyak diambil alih oleh pihak swasta.keadaan koperasi ini mungkin diketahui oleh masyarakat luas tetapi akibat perubahan zaman dan gengsi saat ini maka dari itu banyak masyarakat yang lebih memilih membeli sesuatu di pasar swalayan.
Pemerintah pun sebenarnya memiliki peran dalam permodalan dana koperasi, pemerintah memang menyisihkan dana untuk namun subsidi tersebut tidak disebarkan untuk koperasi jangkauan luas. Dana tersebut lebih dirasakan oleh koperasi yang berada di kota – kota besar dan koperasi milik instansi pemerintah yang lebih banyak koperasi nya bersifat tertutup, padahal jika dilihat dari jangkauannya koperasi dikota – kota kecil ataupun pedesaan yang justru lebih menjangkau sampai masyarakat luas. Koperasi Indonesia seharusnya dapat berdiri sendiri walaupun tanpa campur tangan pemerintah, agar koperasi tersebut bisa mandiri dan dapat bersaing dengan badan usaha lain di era yang semakin modern ini.

Saat ini banyak koperasi yang tidak aktif diakibatkan dari kurangnya perhatian dari pemerintah yang mendorong koperasi ini lebih maju. Selain itu juga banyak dari pihak masyarakat itu sendiri yang kurang memahami ilmu ekonomi tentang koperasi. Sumber daya manusia yang kurang berkualitas juga mempengaruhi mundurnya koperasi yang berakibat banyak diambil alih oleh pihak swasta. Dari pendapat saya, ada beberapa faktor yang menyebabkan koperasi di Indonesia sulit berkembang, yaitu sebagai berikut :
  1. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
Sebagian besar koperasi yang ada di Indonesia dikelola oleh pihak-pihak yang kurang profesional, kurang kompeten dibidangnya. Pengurus hanya sebatas “ada” sebagai formalitas tanpa memandang apakah pengurus tersebut mempunyai ilmu dan berpengalaman untuk mengelola sebuah badan usaha sehingga membuat koperasi sulit sekali berkembang ditengah persaingan yang sangat ketat dengan pihak swasta yang semakin menjamur.
  1. Permodalan
Ciri-ciri koperasi di Indonesia merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Jadi, selama ini modal yang ada di koperasi sangat terbatas sehingga rasanya sulit untuk mengembangkan, memutar kembali modal yang ada agar menghasilkan pendapatan lebih yang berguna untuk koperasi itu sendiri. Selain itu, koperasi juga belum bisa bekerjasama dengan bank dalam hal peminjaman modal dikarenakan bank yang masih memandang koperasi dengan sebelah mata. Bukan tanpa alasan bank bersikap seperti itu, kalau kita cermati, memang pengelolaan koperasi saat ini masih buruk, sehingga menyebabkan bank masih belum bisa percaya sepenuhnya untuk memberikan pinjaman kepada koperasi.
  1. Mental Pengurusnya
Sejak zaman orde baru, koperasi terlalu dimanja oleh pemerintah. Pada saat itu pemerintah membuat kebijakan bahwa BUMN wajib menyisihkan 5% dari labanya untuk pengembangan koperasi. Ini membuat koperasi maupun pengurusnya bermental lemah, tidak bisa bersaing karena hanya bisa berpangkutangan menunggu dukungan dana dari pemerintah. Dana yang telah didapat pun kurang bisa dikelola dengan baik oleh para pengurusnya untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar menguntungkan. Seperti yang telah dibahas pada poin sebelumnya, hal ini juga merupakan akibat dari sumber daya manusianya yang kurang memadai.
  1. Pengawasan
Seperti disebutkan pada poin sebelumnya bahwa koperasi terlalu dimanja oleh pemerintah dengan mendapat kucuran dana terlalu banyak, hal ini juga dibarengi dengan pengawasan terhadap alur jalannya dana tersebut yang sangat kurang bahkan tidak ada karena seringkali dalam pemilihan pengurus, yang terpilih adalah mereka-mereka yang kaya, terpandang, pemuka masyarakat, padahal kalau dilihat dari segi SDM belum tentu mereka memadai dalam pengelolaan koperasi secara profesional. Sedangkan biasanya yang terpilih sebagai pengawas adalah mereka-mereka yang kedudukannya dibawah para pengurus sehingga timbul anggapan bahwa para pengurusnya adalah orang yang dihormati dan hal itu membuat proses pengawasan agak sedikit sulit karena ada rasa sungkan yang timbul.
  1. Pengetahuan para anggotanya
Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol  dari anggotanya sendiri terhadap pengurus.
  1. Kesadaran Masyarakat
Dalam membahas perkembangan koperasi yang bisa dibilang dalam masa kritis, kita tidak bisa hanya menyalahkan pengelola atau pemerintah saja, tetapi kita sebagai masyarakat juga harus sadar bahwa kita jugalah yang membuat koperasi semakin terpuruk sekarang ini.  Contohnya saja, zaman sekarang kita lebih suka berbelanja di unit-unit yang dikelola oleh swasta dibandingkan di koperasi konsumsi. Kalau kita cermati, berbelanja di koperasi itu lebih menguntungkan dibanding di unit usaha milik swasta. Mengapa demikian? Di koperasi konsumsi, harga-harga barang lebih murah dari harga pasaran, selain itu, semakin banyak kita berbelanja di koperasi, kita sebagai anggota akan otomatis mendapat SHU yang juga semakin tinggi. Jadi kita pun akan banyak diuntungkan dengan berbelanja di koperasi konsumsi. Selain itu, perkembangan koperasi di Indonesia bukan muncul dari kesadaran masyarakat itu sendiri, melainkan dari dukungan pemerintah, lalu pemerintah men-sosialisasikannya lagi kepada masyarakat.
Dari penjelasan diatas tersebut menjelaskan bahwa wajah koperasi di Indonesia saat ini banyak masalah yang satu persatu harus dibenahi agar menciptakan koperasi Indonesia menjadi lebih baik lagi. Menurut pendapat saya, yang harus dirubah untuk menjadikan koperasi di Indonesia lebih baik adalah dengan meningkatkan pendidikan dan teknologi dengan cara memberikan penyuluhan kepada generasi muda yang akan memajukan koperasi, sumber daya manusia atau SDM yang tinggi misalnya dengan merekrut pekerja Indonesia yang berkualitas dan berpendidikan.
Menurut pendapat saya, wajah koperasi di Indonesia saat ini keberadaannya tidak dominan di kalangan masyarakat. Namun disamping kekurangan dan ketertinggalan koperasi, berdirinya koperasi masih menjadi suatu perhitungan, serta keharusan dan juga masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan wadah dan merasa mendapatkan keuntungan dan kenyamanan dari hasil kegiatan koperasi meskipun kegiatannya saat ini bisa dikatakan tertinggal.

Referensi :